Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Memilukan... Remaja 11 Tahun Ini Harus jadi Ayah dan Ibu untuk Keempat Saudaranya, Karna Orang Tua Dipenjara

Rabu, 24 Februari 2021 | Februari 24, 2021 WIB Last Updated 2021-02-24T08:22:52Z
Memilukan... Remaja 11 Tahun Ini Harus jadi Ayah dan Ibu untuk Keempat Saudaranya, Karna Orang Tua Dipenjara
Potret Gadis 11 tahun Yang Harus Mengurusi 4 Saudara Kandungnya


 Nurul Farisha Mohd Ridzuan wajib jadi bapak sekalian bunda untuk 4 kerabat kandungnya sebab kedua ibu dan bapaknya dipenjara akibat permasalahan narkoba. Anak muda 11 tahun itu terpaksa mengurus keempat kerabat laki- lakinya yang tiap- tiap berumur 12, 6, 3, serta 1 tahun.


Tiap hari, dia wajib mengemban bermacam- macam tanggung jawab mulai dari menidurkan adik bungsunya sampai mengawasi sdara pria yang lain dikala mereka bermain di rumah yang mereka tempati di Kubang Terap, Kelanta, Malaysia.


Tidak hanya itu, dia pula wajib memasak buat makan mereka tiap hari. Sebab tidak mempunyai sarana kompor gas, dia terpaksa memasak memakai tungku kayu. Tidak tidak sering, dikala memasak dia sembari menggendong adik bungsunya. Perihal itu dia jalani supaya si adik tidak menangis.


“ Kami tinggal bersama kakek serta nenek kami. Tetapi kakek kami( Fauzi Ismail, 63 tahun) mengidap asma kronis serta senantiasa tidak sehat, serta nenek kami( Wan Hasiah Wan Aziz 56 tahun) berangkat bekerja serta mencari duit buat keluarga kami,” kata wanita kecil itu


Semenjak ibu dan bapaknya di penjara sebab permasalahan narkoba, Nurul Farisha serta kakak laki- lakinya wajib memikul tanggung jawab mengambil alih kedua orang tuanya dikala si nenek kembali ke rumah menjual minyak pijat. Neneknya berjualan dari jam 9 pagi sampai 6 sore.


Keadaan keuangan mereka yang terbilang lumayan buat tiap hari saja, dia biasa memasak nasi, ikan goreng serta membuat mie praktis buat saudaranya makan. Tetapi, adik bungsunya yang masih bayi cuma dapat minum susu kental manis. Dia tida dapat membeli susu bubuk sebab kondisi ekonomi mereka. Tidak hanya itu, kondisi itu juuga memforsir mereka buat putus sekolah selam 2 tahun semenjak pindah ke Kelantan dari Seremban.


“ Terakhir kali kami bersekolah di Seremban, aku tidak pandai menulis serta membaca, tetapi kakak tertua kami dapat. Kami memanglah mau sekali bersekolah, tetapi hidup kami tidak semacam kehidupan orang lain,” tambah Nurul Farisha. 

×
Berita Terbaru Update