Petani Pegiat Porang Nusantara( P3N) Cabang Wonogiri mau membenarkan harga porang yang dijual petani besar. Langkah itu dapat ditempuh dengan metode memotong rantai perdagangan.
Perihal itu diungkapkan oleh Dewan Penasehat P3N Wonogiri yang pula petani porang asal Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Wonogiri, Teguh Subroto, kepada Solopos. com, Rabu( 24/ 2/ 2021). Dikenal, P3N ialah perkumpulan petani porang yang kepengurusannya sampai tingkatan Nasional.
Teguh berkata, lewat wadah organisasi itu grupnya mau memfasilitasi petani porang dengan metode memotong rantai perdagangan." Nanti penjualan porang tidak melalui tengkulak, langsung ke industri. Sehingga ditentukan petani porang bisa harga paling tinggi," kata ia dikala dihubungi.
Dia menuturkan petani porang di Wonogiri tidak butuh takut dengan pemasaran ataupun penjualan hasil panennya. Kebutuhan pasar porang terbuka lebar. Industri yang bergerak di bidang pengolahan porang memerlukan banyak stok porang dari para petani.
Memanglah pernah terdapat keraguan dari petani jika hasil panen porang banyak serta besar kemana menjualnya. Keraguan itu kami jawab kalau kebutuhan porang luar biasa. Saking banyaknya, industri tiba langsung ke petani Wonogiri buat memohon hasil produk porang yang telah panen," ungkap ia.
Salah satu industri porang yang tiba Wonogiri, kata Teguh, ialah Asia Prima Konjac dari Madiun, Jawa Timur. Dikala ini industri itu menyudahi penciptaan sebab kehilangan benda ataupun porang. Perihal itu diakibatkan stok panen dari petani porang menipis.
Dia meningkatkan kebutuhan pasar ekspor porang dikala ini baru 20 persen. Sebaliknya pasar di dalam negara belum tersentuh." Cerminan real di lapangan semacam itu. Hingga petani wajib percaya buat membudidayakan porang di lahannya. Keraguan itu wajib lenyap, sebab marketnya terbuka," ucap ia.
Keuntungan
Bersumber pada pengalaman Teguh dalam membudidayakan porang, petani memperoleh keuntungan lebih. Bersumber pada hitungannya, satu kg porang dijual dengan harga Rp8. 000 sampai Rp10. 000. Sebaliknya bayaran operasional satu batang porang cuma Rp2. 000 sampai Rp3. 000. Hasil ataupun keuntungan itu di atas penen tanaman lain.
" Lewat organisasi P3N, kami hendak menjalakan kerjasama dengan industri. Supaya penjualan porang tidak lewat orang dagang ataupun tengkulak. Dengan memotong rantai perdagangan itu, bisa ditentukan petani bisa harga paling tinggi dikala menjual porang," kata Teguh.
Petani porang asal Desa Ngambarsari, Kecamatan Karangtengah, Wonogiri yang pula Dewan Penasehat P3N Wonogiri, Supriyanto, berkata, organisasi petani porang itu bisa dijadikan wadah buat mengendalikan perputaran perputaran panen porang.
Baca Pula: Tidak Terasa Dikala Disuntik Vaksin Covid- 19, Ngantuk serta Beser Setelah itu...
" Organisasi itu melaksanakan kerjasama dengan industri porang. Sehingga diharapkan tidak terdapat orang dagang ataupun tengkulak yang bermain full di bibit serta hasil panen porang," kata ia, Rabu.
Dia berkata, porang ialah komoditas pertanian baru. P3N Wonogiri mau tata kelola petani porang dapat dirubah. Bila semula petani cuma menemukan untung sedikit dari hasil panennya, sedangkan orang dagang ataupun tengkulak yang menemukan untung banyak. Lewat bertani porang diharapakan petani dapat menemukan untung banyak.
" Kami meyakini komoditas porang ini tidak musiman, semacam tanaman cemani ataupun akik. Sebab kemampuan penciptaan turunan dari porang lumayan banyak. Tidak hanya itu dalam melaksanakan kerjasama dengan industri jangka waktunya 5 tahun, jadi tidak musiman," kata Supriyanto.